KEBAHAGIAAN DALAM KELUARGA

oleh hanya kekayaan materi. Sehingga para suami dan istri lupa diri dengan pendidikan buah hati dan lainnya karena waktunya habis mencari materi. Hal-hal seperti hanya memang bisa menjadi salah satu indikator kebahagiaan.  Bagi saya kebahagiaan dalam rumah tangga adalah ketika suami dan istri memahami kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Keduanya tidak egois dan mau menang sendiri. Mengerti bahwa tidak ada manusia yang diciptakan dengan sempurna tanpa kekurangan. Bagi saya inilah makna terdalam kebahagiaan setelah pernikahan. Karena pernikahan adalah perjanjian yang amat berat. Perjanjian yang harus ditepati dengan istiqomah.  Maka dalam perjalan hidup sebuah rumah tangga yang bahagia akan terjalin sebuah komitmen untuk saling mendukung, saling menjaga, saling menguatkan satu sama lain mengenai harapan dan impian untuk mewujudkan rumah tangga idaman. Ada satu benang merah yang dapat mempertemukan itu semua yakni kesetiaan. Ya, kebahagiaan berkaitan erat dengan kesetiaan. Setia dalam keadaan susah maupun senang. Setia untuk saling memaklumi dan menerima segala kekurangan. Untuk membangun komitmen kesetiaan dalam sebuah hubungan diperlukan sedikitnya tiga hal yang sederhana namun tidak mudah dilakukan, yaitu: kerja keras, waktu, dan kejujuran. Kerja keras, bahwa bahagia itu proses, ia tidak bisa diraih dengan instan. Sepandai-pandainya orang menghibur diri dan mencoba 'memaksakan' untuk merasakan bahagia, tetap menemukan bahagia tidak semudah itu. Teruslah bekerja keras, pahami sedalam-dalamnya oleh suami dan istri, termasuk bersikap arif ketika ujian dan masalah datang menghadang.  Karena bahagia itu proses, maka ia membutuhkan waktu. Waktu untuk melatih dan mendidik kita untuk menjadi pribadi yang dewasa. Bagaimana bersikap dewasa mengelola cemburu, emosi, dan hal-hal lainnya. Agar proses dan waktu yang berjalan tidak sia-sia, maka diperlukan kejujuran. Jujur dalam membina rumah tangga dalam hal apapun. Suami dan istri dalam rumah tangga adalah dua jiwa yang satu. Semua masalah dalam rumah tangga seharusnya disikapi dengan jujur dan terbuka, tidak ditutup-tutupi dan dirahasiakan.  Dengan komitmen itu semua, rumah tangga yang bahagia adalah rumah tangga yang di dalamnya tumbuh sikap saling memuliakan antar pasangan; suami memuliakan istri, dan istri memuliakan suami. Di sanalah akan tumbuh kesadaran; kesadaran bahwa suami dan istri saling membutuhkan. Suami tidak akan bisa menemukan kebahagiaan menjadi suami tanpa ada kontribusi dari istri. Begitu pun sebaliknya, istri tak akan pernah bisa menjadi istri yang bahagia tanpa kontribusi suami. Walhasil, kebahagiaan dalam rumah tangga itu kesalingan, kesetiaan, dan kejujuran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMEKARANG PROVINSI PAPUA TENGAH "Laporan terakhir ada 288 usulan baru. Termasuk provinsi PAPUA TENGAH

MENGAPA ANDA MENIKA

PENDIDIKAN FUNDA MENTALITAS